PERISTIWA
"Direktur Utama Edy Macan Mengamuk! Pelayanan Rutan Medaeng Dinilai Amburadul dan Tak Profesional!"
Sidoarjo | wongbodhojournalist.site - Pelayanan
publik di Rumah Tahanan (Rutan) Kelas I Medaeng, Sidoarjo, kembali
menjadi sorotan. Keluarga salah satu warga binaan mengeluhkan kurangnya
transparansi dan kejelasan terkait proses pembebasan dari sel isolasi
yang disebut "sel tikus". Keluhan ini mencuat setelah keluarga merasa
mendapatkan informasi yang simpang siur dari petugas.
Pada
Selasa, 6 Januari 2025, keluarga warga binaan Mochamad Sukron
mendatangi loket pelayanan terpadu Rutan Medaeng untuk mengurus
pembebasan bersyarat (PB) dan mempertanyakan masa tahanan serta kondisi
anggota keluarganya.
Mereka
dilayani oleh petugas berinisial "B". Saat itu, petugas menyampaikan
bahwa Sukron bisa dikunjungi pada Senin, 20 Januari 2025, dan dipastikan
sudah keluar dari sel tikus paling lambat pada 21 Januari 2025.
Namun,
pada hari yang dijanjikan, keluarga kembali mendatangi Rutan untuk
menyerahkan berkas PB dan dilayani oleh petugas lain berinisial "S".
Petugas tersebut justru memberikan jawaban yang berbeda.
"Mohon
maaf, ini terjadi salah komunikasi. Rekan kami, petugas B, mengira yang
dimaksud adalah karantina. Kami akan mengkomunikasikan kembali dengan
pihak keamanan. Warga binaan akan keluar dari sel tikus paling lambat
pada Senin, 27 Januari 2025, atau Selasa," ujar petugas S saat
memberikan klarifikasi.
Keluarga
Mochamad Sukron menyayangkan kurangnya koordinasi dan transparansi
dalam pelayanan Rutan. Mereka menilai informasi yang diberikan tidak
konsisten dan merugikan.
"Kami
hanya ingin tahu kepastian berapa lama lagi keluarga kami akan ditahan
di sel tikus, bagaimana kondisinya, dan kapan ia bisa bebas. Pelayanan
seperti ini sangat mengecewakan, terutama karena kami datang sesuai
arahan," ujar salah satu anggota keluarga Sukron.
Menurut keluarga, permohonan maaf tanpa adanya solusi konkret hanya menambah beban emosional mereka.
Tanggapan
Direktur Utama Edy Macan mengecam keras pelayanan publik yang kurang
profesional tersebut. Ia menegaskan pentingnya koordinasi antarpetugas
untuk menghindari kesalahpahaman serupa di masa depan.
"Pelayanan
publik harus mengutamakan kejelasan dan kepastian. Masyarakat berhak
mendapatkan informasi yang akurat, apalagi dalam situasi yang menyangkut
keluarga mereka. Kami meminta pihak terkait untuk segera memperbaiki
sistem ini," tegasnya.
Kasus
ini menjadi pengingat akan pentingnya transparansi dan profesionalitas
dalam pelayanan publik, khususnya di lembaga pemasyarakatan. Keluarga
warga binaan berharap Rutan Medaeng segera melakukan evaluasi untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik di masa mendatang.
Redaksi: Tim Wong Bodho Journalist
Via
PERISTIWA
Post a Comment